I. Tujuan
- Untuk memperoleh alkohol dari hasil fermentasi dari limbah pepaya
II. Dasar Teori
Buah
pepaya yang sudah tidak layak jual bisa dimanfaatkan untuk bahan baku bioetano. Buah-buahan yang mengandung kadar
gula tinggi merupakan bahan yang potensial untuk bahan baku bioetanol. Buah
yang dipakai bukan buah yang masih bagus dan segar, tetapi buah-buah yang sudah
tidak layak jual atau hampir busuk. Daripada buah-buah ini dibuang tanpa harga,
akan lebih baik jika diolah menjadi bioethanol .
Kadar gula buah pepaya belum
dianalisis di laboratorium, jadi belum diketahui berapa kadar yang tepat. Buah pepaya
yang sudah masak rasanya manis diperkirakan bisa sampai 10% kadar gulanya. Kadar yang cukup tinggi untuk dibuat ethanol.
Misalnya seluruh gula di dalam pepaya
bisa diubah menjadi etanol, maka etanol yang bisa diproduksi sekitar 5.1%. Realitasnya efisiensinya tidak pernah 100%. Mungkin hanya 85-90% yang bisa
diambil. Demikian juga kadar etanolnya mungkin 60%, 80%, atau 95%. Nilai ini akan bertambah besar jika
limbah bioetanolnya diolah kembali menjadi pupuk organik cair (POC)
.
III. Alat Dan Bahan
Alat
1. Blender
2. Destilator sederhana
2. Destilator sederhana
3. Botol
4. Kain saring
5. Baskom
Bahan
1. Pepaya
2. Ragi roti
IV. Cara Kerja
1. Buah dihancurkan terlebih dahulu dengan menngunakan blender
2. Dimasukkan ragi ke pepaya yang sudah dihancurkan dan diaduk sampai merata.
3. Fermentasi pepaya didiamkan selama 72 jam atau 3 hari, sampai tidak muncul buihnya lagi.
1. Buah dihancurkan terlebih dahulu dengan menngunakan blender
2. Dimasukkan ragi ke pepaya yang sudah dihancurkan dan diaduk sampai merata.
3. Fermentasi pepaya didiamkan selama 72 jam atau 3 hari, sampai tidak muncul buihnya lagi.
4. Fermentasi pepaya diperas dan diambil airnya.
5. Air perasan ini kemudian didistilasi untuk mendapatkan ethanol.
5. Air perasan ini kemudian didistilasi untuk mendapatkan ethanol.
V. Hasil Pengamatan
Air pepaya yang dihasilkan : 900 ml
Air pepaya yang didestilasi : 300 ml
Hasil Etanol yang di destilasi : 11 ml etanol
a. Uji kualitatif
Dilakukan uji coba H2SO4 dan K2CrO4 : menghasilkan warna hijau
b. Uji kuantitatif
ρ = m/v
dimana :
m = (gelas ukur + etanol) - (gela sukur kosong)
v = volume etanol yang dimasukan
Diketahui :
m = 43.05 - 33.74 gram
v = 11 ml
Ditanya :
kadar etanol ?
Jawab :
ρ
= 9.31 / 11
= 0.84
Dari hasil perhitungan yang didapat densitinya adalah 0.84 jika dilihat pada tabel farmakope, kadar etanol untuk densiti 0,84 adalah sebesar 85%
VII. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pembuatan etanol dari buah - buah yang sudah tidak terpakai. Buah pepaya ini merupakan salah satu bahan yang potensial untuk dijadikan menghasilkan bioetanol karena memiliki kadar gula yang tinggi.
Lalu difermentasi dengan mencampurkan ragi pada pepaya yang sudah dihancurkan terlebih dahulu yang berfungsi untuk menghasilkan etanol dari buah tersebut.
Setelah didiamkan selama kurang lebih 3 hari, kemudian didestilasi untuk memisahkan etanol dengan air pepayanya ternyata dari 300 ml yang didestilasi hanya mendapatkan 11 ml etanol.
Kemudian di uji dengan asam sulfat pekat dan K2CrO4 untuk menguji apakah ada etanol murni di dalam buah yang difermentasi ternyata ada, karena uji ini menunjukan warna hijau pada larutan.
Lalu ketika diuji dengan metode m/v dengan menggunakan gelas ukur didatkan kadar etanol sebesar 85%
VII. Kesimpulan
- Buah pepaya dapat menghasilkan etanol.
- Kadar etanol dari hasil fermentasi pepaya adalah sebesar 85%
IX. Daftar Pustaka
itu buah pepaya yang dihancurkan dikasi air atau nggak? perbandingan airnya berapa? trus raginya itu sebelum dicampur, dikasi air apa nggak? perbandingannya brp?
BalasHapus