Minggu, 11 November 2012

Identifikasi Aldehida dan Keton

Hari, tanggal : Senin, 22 Oktober 2012

I. Tujuan
1.      Mempelajari dan memperkenalkan salah satu metode identifikasi senyawa berdasarkan perbedaan gugus  fungsi.
    2.      Memberi pemahaman identifikasi secara kimia senyawa golongan aldehid dan keton
  
     II. Dasar Teori
 Salah satu gugus fungsi yang kita yaitu aldehid. Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPEC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida (Petrucci, 1987).
Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C sama pada nama alkana yang mempunyai jumlah atom sama. Pembuatan aldehida adalah sebagai berikut: oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam, dari glikol, hidroformilasi alkana, reaksi Stephens dan untuk pembuatan aldehida aromatik (Fessenden, 1997).
Aldehid dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus penting di dalam kimia organic,yaitu gugus karbonil C=O. Semua senyawa yang mengandung gugus ini disebut senyawa karbonil.Gugus karbonil adalah senyawa yang paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton.Oleh karena itu banyak sekali sifat fisik dari yang lain senyawa-senyawa ini adalh mirip satu sama lainnya.
Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol primer. Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin komplek seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat (Petrucci, 1987).
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Wilbraham, 1992).
Pembuatan keton ynag paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir semua oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO3), phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat (Na2Cr2O7) dan kalium permanganat (KMnO4) (Respati, 1986).
Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol (Wilbraham, 1992).
Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lain (Fessenden, 1997).

A. Iodoform
               Iodoform adalah zat padat kuning dengan bau yang khas. Iodoform banya digunakan dalam bidang  kedokteran sebagai antiseptik, pembuatannya sama dengan kloroform, dan iodoform dapat dibuat jika propanon berturut-turut dapat direaksikan dengan klorin atau iodin dan kemudian basa KOH. 
      Iodoform dapat diperoleh dari etil alkohol atau aseton dengan iodida dan alkil :
  C5H5OH + 4I2 + 6 KOH → HCl3 + HCOOK + 5H2O + 5KI
Dapat pula dari etil alkohol atau aseton dengan iodida dan sodium karbonat. Halogenasi alfa merupakan dasar suatu uji iodoform untuk metil keton. Gugus metil dari suatu metil keton diiodinasi bertahap sampai terbentuk iodoform padat kuning.

    B. Tes Benedict
Tes benedict memberikan hasil positif bila terbentuk endapan merah bata. Aldehida alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi benedict( kompleks ion Cu(II) sitrat dalam larutan basa). Ion Cu(II) direduksi menjadi Cu2O(endapan berwarna merah bata). Aldehida aromatik dan keton tidak bereaksi dengan pereaksi benedict.
R-CHO  +  2Cu2+ +  5 OH     è R-COO- +  Cu2O  +   3 H2O
 Biru                                                      merah bata 

III. Alat dan Bahan
A.          Tes Iodoform.
      Alat :           
  • Gelas Beaker.
  • Batang Pengaduk.
  • Kertas Saring.
  • Penanggas Air.
  • Timbangan Analitik.
Bahan :
  •   KI
  • NaOCl
  • Aseton
  • Alkohol 
 
         B.          Tes Benedict.
       Alat :
  • Pipet Tetes.
  • Tabung Reaksi.
  • Gelas Beaker
  •   Penanggas Air
Bahan : 
  • Formaldehida.
  • Aseton.
  • Benzaldehid
  • Pereaksi Benedict

 IV. Cara Kerja
A.    Iodoform

1.      Dilarutkan 6 g KI dalam 100 ml air didalam gelas beaker, kemudian ditambahkan 2 ml aseton.
2.      Ditambahkan pelan-pelan, sambil diaduk NaOCl 5% sampai terbentuk endapan iodoform.
3.      Didiamkan campuran selama 10 menit, kemudian disaring. Kristal yang diperoleh dicuci 2-3 kali.
4.      Dilakukan rekristalisasi dengan cra sbb :
Ditempatkan kristal didalam beaker dan ditambahkan sedikit demi sedikit alkohol sambil di panaskan sampai iodoform larut. Disaring larutan yang masih panas kedalam gelas beaker dan didinginkan. Kristal yang terbentuk disaring dan dikeringkan. Ditimbang berat kristal yang dihasilkan.

B.     Tes Benedict

1.      Ditempatkan masing-masing 10 tetes formaldehida, benzaldehida, dan aseton ke dalam 3 tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.      Ditambahkan 2 ml (40 tetes) pereaksi benedict ke dalam setiap tabung reaksi.
3.      Dikocok setiap tabung reaksi dan kemudian dipanaskan tabung reaksi ( di atas 90oC) didalam beaker yang berisi air selama 10 menit.
4.      Didinginkan tabung reaksi dan diamati yang terjadi.

V. Hasil Pengamatan

A. Iodoform
B. Benedict


VI. Pembahasan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat didefinisikan aldehida adaLah senyawa orgnaik yang karbon-karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit satu hidrogen, rumus struktur aldehida ialah RCHO. Sedangkan keton adalah senyawa oprgnaik yang senyawa karbon-karbonilya dihubungkan dengan dua karbon lain, rumus struktur keton ialah RCOR.
       Aldehida dan keton dalam air bercampur sempurna. Keduanya juga dapat dikenali dengan memperhatikan namanya yaitu berakhiran –al untuk aldehida dan berakhiran –on untuk keton. Aldehida dan keton juga mempunyai bau khas. Aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum.
       Pada percobaan ini dilakukan uji iodofrom dan tes benedict, pada iodofrom terbentuk kristal kuning. Mungkin dalam percobaan ini hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori yang ada. karena disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah formalin dan aseton yang digunakan kemungkinan adalah sampel lama. Selain itu pemanasan yang dilakukan mungkin tidak terlalu sempurna.
Pada uji benedict ini bertujuan untuk mengetahui reaksi pada aldehid dan keton dengan direaksikan dengan benedict. Larutan yang akan di uji dengan benedict adalah formaldehid, aseton dan benzaldehida.

Langkah pertama  yang dilakukan adalah menyiapkan 3 buah tabung reaksi masing-masing diisi 5 ml benedict berwarna biru, kemudian pada masing-masing tabung ditambahkan formaldehida, aseton dan benzaldehida. Kemudian ditempatkan dalam penangas air yang bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Hasil yang diperoleh adalah formaldehid bereaksi dengan benedict dengan bercampurnya larutan tersebut dan terbentuk endapan putih kabut, pada benzaldehid pun terjadi hal yang sama tetapi masih sedikit kurang bercampurnya antara benedict dengan benzaldehid, sedangkan pada aseton tidak terjadi perubahan/ reaksi hal ini dikarenakan Reagen benedict mengandung ion Cu2+ yang bersifat oksidator lemah, ion tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid saja tetapi tidak dapat mengoksidasi gugus keton seperti halnya reagen Tollens.
          Pengujian reaksi formaldehid, aseton dan benzaldehid dengan reagen benedict, reagen benedict mengandung ion Cu2+ yang bersifat oksidator lemah, ion tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid saja tetapi tidak dapat mengoksidasi gugus keton.
VII. Kesimpulan   
 Praktikum kali ini mengenai Identifikasi Aldehida dan Keton dengan menggunakan metode Iodoform dan Tes Benedict. Iodofrom membentuk endapan kuning bila beraksi positiv dan pada tes iodofrom reaksi positif akan ditunjukan dengan arna biru yang kemudianberubah menjadi endapan merah bata

VIII. Daftar Pustaka 
-http://triyasrahayu.blogspot.com/2011/10/laporan-organik-aldehid-dan-keton.html
- Fesenden, J Ralp, dan Joan s. Fessenden. 2006. Kimia Organik Jilid1. Terjemahan Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Penerbit Erlangga
- Reskasari, Revi. 2011. Kimia Organik Aldehid keton (Online). http://rvreskisari.blogspot.com. Diakses tanggal 13 November 2012











Tidak ada komentar:

Posting Komentar